Stramed, Di tengah malam ini Jumat Malam 24 -25 Desember 2029 saya yakin dari 6 Menteri yang baru di lantik, hanya ada 1 menteri yang juga belum tidur seperti saya, bukan karena dia hobi begadang sampai menunggu adzan subuh seperti saya, tapi pasti karena dia sedang gelisah berat tidak bisa tidur.. dia adalah Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno
Kita makan Fried Chicken pasti identik diiringi dengan saus, saya berani bertaruh makan fried chicken tanpa saus pasti tidak enak.. Kita main layangan pasti harus di sertai dengan ada nya angin dan benang, tanpa angin dan benang tak bakal terbang itu layangan.. begitu juga yang nama nya berwisata, pasti sangat identik dan erat kaitannya dengan jalan-jalan ramai-ramai, kumpul-kunpul, bayangkan kita berpergian sepi-sepian, jalan-jalan sendirian keluyuran ke sana kemari tanpa teman, itu bukan berwisata nama nya alias bakal tak berasa wisata.. dan akhir nya tak ada orang yg akan berwisata karena tak berasa happy versi wisata…
Yang jadi masalah besar di sini adalah semua hal-hal yg identik dan erat kaitannya dengan wisata itu tadi ironis nya justru sangat bertolak belakang dan bertentangan dengan pakem pencegahan penyebaran virus covid19 yang melarang kumpul-kumpul ramai-ramaian, dan juga jalan keluyuran..
Di sini lah letak situasi kontradiktif berat yang membuat sang Menteri Pariwisata putar otak melilit hingga sulit tidur, formula apa yang harus dia ciptakan agar situasi ‘tak masuk akal’ itu harus dia ramu jadi bisa ‘diakali’.. entah bagaimana lah dia mengakali nya, karena saya yang sebagai pengamat pun juga kehabisan akal jika di mintai saran.. saya yakin akhirnya karena sang menteri di tekan oleh target, maka dia akan tetap jalani cara standard, yaitu pariwisata dengan protokol kesehatan (cuci tangan, pakai masker, blablabla…).. padahal kalau mau jujur, protokol itu hanya lah formalitas ‘basa basi’ karena jelas, selama kita ngumpul-ngumpul ramai-ramaian, mau secanggih apapun itu protokol, peluang tertular tetap terbuka lebar.. apalagi virus covid19 ini pun juga menyerang tanpa basi basi tegur sapa..
Lalu apa saran yang bisa saya berikan ? saya menyarankan pada pemegang tampuk pimpinan tertinggi negeri ini alias Presiden untuk realiatis pada fakta ini, bahwa suka atau tidak suka kita harus berkorban sesaat, sebaiknya banting setir dulu, tarik gigi mundur dulu, jangan paksakan diri untuk memacu sektor pariwisata ini.. tak ubahnya seperti aktivitas sepakbola tanah air yang juga dilarang beroperasi dulu, kenapa pariwisata tak bisa diperlakukan sama ?… jangan karena tekanan pengusaha dan putaran uang besar pariwisata lalu penanganan covid19 jadi tak konsisten.. toh itu hanya temporer sementara.. begitu kira-kira usulan umum singkat dari saya yang silahkan di interpretasikan sendiri panjang lebar nya….
Andi Naja FP Paraga
Ketua MPO Federasi Transportasi Nelayan Pariwisata (FTNP- KSBSI)
Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.