Oleh Ustadz Abu Ismail Arif
Stramed-Jakarta. Di antara amalan tersebut adalah: pertama, menutup bejana/wadah air atau makanan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
غَطُّوا الْإِنَاءَ، وَأَوْكُوا السِّقَاءَ، فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ، لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ، أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ، إلَّا نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ. وَفِي رِوَايَةٍ : فَإِنَّ فِي السَّنَةِ يَوْمًا يَنْزِلُ فِيهِ وَبَاءٌ
“Tutuplah bejana-bejana dan ikatlah (tutuplah) tempat-tempat air minum. Sebab, setiap satu tahun sekali ada satu malam yang wabah penyakit turun padanya. Tidaklah wabah penyakit tersebut melewati bejana atau tempat air yang tidak ditutup, kecuali akan masuk ke dalamnya.” Dalam riwayat yang lain, *“Sebab, setiap satu tahun sekali ada satu hari yang wabah penyakit turun padanya.” *(HR. Muslim no. 2014, dari sahabat Jabir bin Abdillah
Kedua, tidak lupa membaca doa setiap keluar rumah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ
“Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
BISMILLAAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAHI LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada-Nya dan tidak ada daya upaya serta kekuatan, kecuali hanya dengan pertolongan-Nya.”
(Barang siapa yang membaca doa ini ketika keluar rumah) dikatakan kepadanya,
هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ
“{Kamu telah diberi petunjuk , diberi kecukupan (atas urusan-urusanmu), dan dijaga (dari segala keburukan).” (Hal ini) membuat setan menjauhinya. Bahkan, setan akan berkata kepada setan yang lain, “Bagaimana mungkin kamu bisa menggoda orang yang telah diberi petunjuk, diberi kecukupan, dan dijaga?” (HR. Abu Dawud no. 5095, dari sahabat Anas bin Malik. Hadits ini dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud no. 5095)
Ketiga, demikian pula setiap keluar rumah membaca doa ini
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْأَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
ALLAAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA AN ADHILLA AU UDHOLLA AU AZILLA AU UZALLA AU UZHLIMA AU UZHLAMA AU AJHALA AU YUJHALA ALAYYA
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dalam kesesatan atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, bodoh atau dibodohi.” (HR. Abu Dawud dari Ummu Salamah, dinyatakan sahih oleh Syaikh al-Albani; lihat Shahih Abi Dawud dan Misykah al-Mashabih 2/783)
Keempat, ketika singgah di suatu tempat membaca doa ini, أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
A’UUDZU BI KALIMAATILLAAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah (kalamullah) Yang Sempurna, dari kejahatan makhluk yang telah Dia ciptakan.”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ
Barang siapa singgah di suatu tempat, kemudian dia mengucapkan: أَعُوذُ بكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِن شَرِّ ما خَلَقَ
A’UUDZU BI KALIMAATILLAAHIT TAAMMAATI MIN SYARRI MAA KHALAQ
لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ، حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ.
“Niscaya tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya hingga ia meninggalkan tempat persinggahan tersebut.” (HR. Muslim no. 2708, dari sahabiyah Khaulah bintu Hakim radhiyallahu anha)
Kelima, membaca dua ayat terakhir surah al-Baqarah setiap malam. مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari surah al-Baqarah di malam hari, (kedua ayat tersebut) akan mencukupinya.” (HR. al-Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Secara khusus, sebagian amalan di atas bisa menjadi ikhtiar mencegah wabah penyakit. Demikian pula secara umum sebagian amalan yang lain adalah sebab mendapatkan perlindungan dari segala mudarat, termasuk penyakit dan wabah.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan kita taufik untuk mengamalkan bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam setiap sendi kehidupan kita.(Asysyariah)