Stramed, Kali ini acara silaturahim dan halal bi halal PA 212, kita mengadakan secara virtual karena situasi dan kondisi belum memungkinkan kita berjumpa tatap muka di satu tempat atau di satu lapangan, karena sama kita maklumi pandemi Covid-19 ini belum berlalu dari tanah air yang kita cintai ini, ucap Ketua PA 212 Slamet Ma’arif saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi & Halal Bi Halal Virtual DTN Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), yang disiarkan melalui kanal Youtube FNN TV, Sabtu (22/05).
Semata-mata acara ini kita laksanakan agar tetap terjalin silaturahim diantara kita yang menjadi wasillah kuat dan ukhuwah kita setelah Ramadhan, masuk Syawal, kita semua bersama-sama berjuang bersama untuk bangsa dan negara. Dan tentunya kita berharap setelah Idul Fitri ini, kedamaian di Indonesia akan terus terjalin dengan begitu mesranya, ujar Slamet Ma’arif.
Saya sering garisbawahi bahwa kedamaian itu tidak ditandai dengan tiadanya konflik. Kedamaian itu ditandai dengan hadirnya rasa keadilan. Karena itulah, penting sekali bagi kita semua untuk menggarisbawahi bahwa hadirnya rasa keadilan menjadi prasyarat untuk bisa muncul perasaan damai, tenang, teduh bagi semua, ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam video yang disiarkan dalam acara halal bi halal PA-212.
Menurutnya sebuah agenda yang sejalan dengan perintah konstitusi kita, bahwa tujuan kita bernegara adalah menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga momentum silaturahmi ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk mengingat bahwa perintah konstitusi adalah ikut di dalam menghadirkan ketertiban dunia. Dan Indonesia punya peran disitu.
Menurut Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH. Muhyiddin Junaidi bahwa bulan Syawal adalah bulan kemenangan bagi umat Islam. Seharusnya dibulan kemenangan ini juga kita lebih aktif, lebih intensif, dan lebih dinamis lagi didalam menjalin hubungan silaturahim antar kita. Kemenangan yang kita inginkan yaitu adalah Fauzun Kabir, Fauzun Mubin, dan Fauzun Adzim. Kemenangan emosional, kemenangan intelektual, dan kemenangan mental spiritual.
Insya Allah bukan hanya untuk tahun ini, kedepan kita optimis, bahwa saudara-saudara kita di Palestina bisa meraih kemerdekaan secara totalitas. Oleh karena itu adalah kewajiban moral kita untuk memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan bangsa Palestina, ujar KH. Muhyiddin Junaidi.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid menyampaikan bahwa apa yang terjadi dalam konteks halal bi halal adalah apa kelanjutan dari apa yang sudah dilakukan oleh para ulama dan para Habaib, kita tahu bahwa pada eringatan 17 an Agustusan itu pasti ada dinyanyikan dua lagu, satu kagu yang bernuansa hymne, syukur, dan satu lagu yang bernuansa mars, yaitu hari merdeka.
Lagu syukur itu diciptakan oleh seorang Habib, tapi populernya disebut H. Mutahar karena beliau adalah Al Habib Muhammad Bin Husein Al Mutohar, Al Mutohar itu seperti Al zufri, Al Assegaf adalah marga ataupun nama keluarga untuk para Habib. Beliau adalah Al Habib Muhammad Bin Husein Al Mutohar walau pun disebut sebagai H. Mutahar, ternyata beliau sudah mempersiapkan hidup Indonesia akan merdeka pada tahun 1945, karenanya pada Januari tahun 45, beliau menciptakan hymne syukur., terang Hidayat Nurwahid.
Kapusbintal TNI Laksma Dery Triesananto Suhendi, SE yang hadir dalam acara halal bi halal virtual tersebut menyampaikan amanah Panglima TNI untuk menyampaikan sambutannya karena berhalangan hadir.
Dalam sambutan Panglima TNI yang disampaikan oleh Kapusbintal TNI Laksma Dery Triesananto Suhendi, SE mengatakan bahwa bulan Ramadhan baru saja berlalu, dan kita sudah merayakan Idul Fotri tahun ini yang kita isi dengan saling bermaafan, mengikhlaskan semua khilaf dan salah diantara kita. Pasca Ramadhan saatnya mempertahankan yang baik, bahkan harus terus ditingkatkan. Spirit Ramdhan dan idul fitri kali ini, hendaknya mendorong kita untuk berkepribadian lebih baik, dan berprestasi untuk Indonesia.
Ibadah puasa, serta amalan kita di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kualitas iman dan takwa kita sehingga dapat berpengaruh positif bagi pengabdian kita keoada bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai bersama. Iman, niat, disiplin, sabar dan jujur, semuanya merupakan modal penting bagi kita agar dapat menjadi orang yang amanah dan penuh tanggung jawab. Orang yang beriman selalu menjadikan setiap pekerjaannya sebagai ladang pahala, sehingga semua yang dilakukan bukan bertujuan untuk mendapatkan pujian, namun semata-mata pengabdian kepada negara, yang didasari keyakinan, bahwa bekerja adalah ibadah, sehingga melahirkan sikap disiplin, dan jujur, ungkap Kapusbintal TNI.
Indonesia dalam 2 tahun ini sedang berada dalam duka cita, ribuan ulama kita satu persatu dipanggil menghadap Allah, terakhir kita kehilangan Ustadz Syekh Ali Jaber, Tengku Zulkarnaen, dan beberapa habaib-habaib besar lainnya. Hampir ribuan ulama kita menbinggalkan kita.. Sekali lagi ini bukan kebetulan, ini sebuah pembelajaran dari nabi agar kita menyiapkan segala persiapan untuk kebahagiaan kita dunia akhirat, ungkap Ust. Ahmad Al Habsyi dalam tausiahnya saat acara silaturahmi & halal bi halal virtual DTN PA 212.
Ini jangan-jangan tanda kiamat sudah dekat, karena diantara tanda-tanda kiamat itu sudah dekat, Allah angkat ilmu dengan cara apa? Ulamanya diwafatkan satu persatu. Allah nampakkan kebodohan begitu banyak di negeri ini, Bagaimana ciri-ciri orang yang bodoh itu, orangnya tampil menjadi orang-orang yang sering ngomong omongan yang tidak ada manfaatnya, diomongkan, disebarkan, ini akhirnya menjadi bola liar dan akhirnya merusak persatuan, tutup Ust Ahmad Al Habsyi.(Red)