Stramed, Janji-janji yang pernah diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali ditagih. “Sejak masih menjadi walikota Solo, menjadi gubernur DKI Jakarta hingga akhirnya menjadi presiden banyak janji yang belum direalisaikan,” kata Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi.
“Soal janji Jokowi? Sejak jadi walikota Solo, jadi gubernur DKI, sampai janji-janji pilpres selalu ingkar janji,” ujar Muslim Arbi kepada Harian Terbit, Selasa (15/9/2020).
Muslim mengemukakan, Jokowi pernah berjanji di depan warga Solo dan DPRD Kota Solo, dan di lakukan di bawah sumpah untuk pimpin kota Solo sampai 2015. Ternyata 2012 Jokowi lompat ke DKI sebagai Cagub di DKI. Saat pimpin DKI di depan warga Jakarta dan DPRD DKI, Jokowi akan pimpin DKI dari 2012-2017.
“Tapi tahun 2014 Jokowi ingkari karena maju sebagai Capres 2014 dan duduk sebagai Presiden 2014-2019. Janji- janji Jokowi saat gubernur DKI dianggap angin lalu saja. Demikian juga janji-janji Jokowi saat Pilpres 2014,” jelasnya.
Muslim mengungkapkan, saat menjadi Presiden 2014 – 2019 , banyak sekali janji Jokowi. Namun semua janji itu dianggal angin lalu dan belum direalisasikan. Janji-janjinya di pilpres 2014 tidak ada yang ditepati.
Pemimpin Cacat
Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB), Damai Hari Lubis menyebut Presiden Jokowi akan dikenang sebagai pemimpin yang paling banyak cacat, karena banyaknya janji Jokowi yang belum terlaksana selama dua periode menjabat.
“Jokowi akan menjadi Presiden RI sejak Soekarno, yang dikenang banyak cacat prestasi atau dosa sejarah. Pengacara Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) ini pun membeberkan janji-janji Jokowi yang tak kunjung dilaksanakan.
“Dimulai dari mobil Esemka, kemudian “menyandera” HRS di Arab Saudi, janji pembelian kembali Indosat, dan janji mengatasi banjir DKI,” urainya.
Ketua Umum Barisan Relawan Nusantara (Baranusa), Adi Kurniawan mengatakan, Jokowi merupakan sosok yang bersih dan mau turun ke basis rakyat. Hanya negatifnya Jokowi tidak tegas dan terlalu tunduk terhadap kepentingan oligarki.
Jokowi juga tidak memiliki cacat prestasi karena terlepas darimana anggarannya banyak infrastruktur yang dibangun meskipun belum ada dampak baik bagi perekonomian nasional.
“Banyak nilai positif yang ada di diri Jokowi yang hilang begitu saja karena ketidaktegasan dan ketidakkonsistenannya dalam mempertahankan karakter dan sikapnya saat menjadi walikota Solo,” tandasnya.
Adi pun menyebut, Jokowi adalah orang yang lurus hanya saja citranya menjadi buruk karena tidak berani melawan kepentingan oligarki. Adi menyarankan agar Jokowi harus kembali ke jatidirinya sendiri. Yakni memimpin seperti saat menjadi walikota Solo, yaitu sosok pemimpin yang merakyat, berpihak pada kepentingan rakyat dan amanah pada janji politik.(Harian Terbit)