Stramed, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat ada sejumlah skema BUMN restrukturisasi utangdan kreditur. Pemegang saham akan tancap gas untuk mendorong keringanan utang perseroan di awal 2021.
Dalam proses restrukturisasi, ada sejumlah tugas yang diberikan pemegang saham kepada direksi perseroan negara. Di mana, para manajemen diminta untuk meningkatkan pergerakan uang masuk (cash flow) perusahaan.
Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas juga menginginkan agar pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), perlu digenjot manajemen, disamping memperbaiki operational excellence perusahaan.
“Ada restrukturisasi lainnya yang nantinya akan dijalankan di PTPN III (PT Perkebunan Nusantara III). Saya hadir dalam kesempatan ini tentunya memberikan support dan menunjukan bahwa dari pemegang saham kita betul-betul serius mendorong PTPN Group untuk melakukan transformasi,” ujar Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Mansury dikutip Senin (1/2/2021).
Khusus untuk Holding Perkebunan Nusantara, pemegang saham juga meminta agar direksi meningkatkan kinerja seluruh anak-anak perusahaan.
“Dan juga peningkatan dari pada komunitas yang dihasilkan termasuk juga refocusing terhadap komunitas yang nantinya akan dihasilkan. Meningkatkan kinerjanya ke depan sehingga hari ini kita dapat melakukan penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan PTPN III,” katanya.
PTPN III mencatat utang sebesar Rp45,3 triliun. Sumber utang berasal dari 23 bank sebesar Rp41,2 triliun dan sisanya dalam bentuk surat utang.
Direktur Keuangan PTPN III M Iswahyud mengatakan, utang tersebut akan direstrukturisasi melalui kerja sama penandatanganan Master Amendment Agreement Transformasi Keuangan dengan sejumlah lembaga keuangan nasional. Dimana, nilai kredit yang akan direstrukturisasi sebesar 68 persen dari total Rp41,2 triliun.
Adapun lembaga perbankan yang menjadi mitra Holding Perkebunan Nusantara adalah PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, PT Bank Negara Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Bank Central Asia Tbk, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Utang total PTPN Grup sekitar Rp45,3 triliun di mana Rp41,2 triliun di antaranya kami peroleh dari 23 bank dan sisanya dalam bentuk surat utang. Dengan 6 bank ini mewakili sekitar 68 persen utang perbankan kami, jadi cukup signifikan,” ujarnya dalam konferensi pers virtual.
Manajemen perseroan menargetkan proses restrukturisasi utang selesai pada 12 Februari 2021 mendatang.
Secara agregat, tercatat ada sejumlah BUMN yang akan restrukturisasi utang atau pinjamannya. Selain PTPN III, dua perseroan lain adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yang paling awal direstrukturisasi pinjaman jangka pendek yang akan jatuh tempo pada tahun ini.(Okezone)