Kepada Yth
Pimpinan Redaksi Media Elektronik,Cetak dan Online
Masing
di- Tempat
Salam Solidaritas
Dengan Hormat
Stramed, Pemulangan PMI yang bernama Sri Wahyuni Asal Desa Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat dari Riyadh Kerajaan Arab Saudi berkat Kerjasama Direktorat Jenderal Binapentaker Kementerian Ketenagakerjaan RI setelah menunggu sejak Bulan Februari 2020 akhirnya bisa terealisasi.
Kronologis
Sri Wahyuni mendaftarkan diri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui sebuah Agen Perusahaan Perekrutan di Kota Sumbawa Besar sekitar bulan Agustus 2019 dengan Lulus Proses Medical Check Up dan diberangkatkan ke Jakarta. Setelah melalui Proses Medical berikutnya di Jakarta ia dinyatakan lulus sehingga kurang dari satu bulan sudah diberangkatkan menuju Riyadh Kerajaan Arab Saudi diterima langsung oleh Kantor Agen ALMAHARAH HARMONY di Riyadh dan ditempatkan pada Seorang Majikan masih di Wilayah Riyadh Kerajaan Arab Saudi.
Dari bulan Pertama hingga bulan ketiga bekerja PMI Sri Wahyuni tidak merasakan ada gangguan kesehatan pada tubuhnya. Namun memasuki bulan keempat ia drop dan dilarikan ke Rumah Sakit karena Asmanya Kambuh. Setelah mengalami proses pengobatan dan perawatan ia dipulangkan kembali kepada majikannya namun pihak majikannya memulangkannya ke Kantor Agen karena tidak mau memperkerjakan PMI yang sakit. Sri Wahyuni akhirnya meminta kepada Kantor Almaharah untuk dipulangkan ke Tanah Air sejak Bulan Februari 2020 namun hingga Pertengahan Bulan Juni 2020 tiket pulang yang dijanjikan Agen tak kunjung ada.
Sejak itulah Syamsuddin 50 Tahun Saudara Kandung Sri Wahyuni dan Milandi 45 Tahun Suami Sri Wahyuni menghubungi DPP (K)SBSI melalui Andi Naja FP Paraga (Humas DPP KSBSI) melalui telpon dan PMI Sri Wahyuni bisa berkomunikasi langsung mengenai duduk persoalan masalah yang dihadapinya.
Upaya DPP (K)SBSI
Upaya Pertama DPP (K)SBSI meminta Surat Kuasa dari Suami PMI Sri Wahyuni dan Surat Riwayat Perjalanannya dari Awal Perekrutan hingga kondisi rilnya di Penampungan. Atas Dasar kedua Surat tersebut DPP (K)SBSI menyurati Dirjen Binaoentaker Kemnaker RI yang ditembuskan kepada Kantor Kemenlu RI dan KBRI Riyadh serta Presiden Republik Indonesia. Seminggu kemudian DPP (K)SBSI menyurati Ibu Ida Fauziah Menteri Tenaga Kerja RI dengan tembusan yang sama. Lewat Komunikasi WhatsApp Plt Dirjen Binapentaker Kemnaker RI berjanji untuk menfasilitasinya melalui Atase Ketenagakerjaan Kantor KBRI Riyadh.
Saat sedang dikomunikasikan dengan pihak Kantor Agen Almaharah Riyadh Sri Mulyani bersama 74 PMI lainnya dipindahkan ke Al Kharaj sebuah Distrik yang ditempuh 5 jam perjalanan darat dan situasi ini membuat Sri Wahyuni dkk panik dan semakin kehilangan harapan untuk dipulangkan. Kondisi kesehatannya semakin memburuk diperparah lagi sikap Staf Almaharah yang terkadang tidak ramah. Sri Wahyuni dkk tidak punya akses mengadu ke KBRI Riyadh dan jika pun ada sangat susah menghubungi. Menurutnya jika ketahuan ada PMI yang menghubungi KBRI bisa dimarahi dan dianggap mempermalukan Almaharah.
Respon Positif Ditjen Binaoentaker Kemnaker RI
Dibawah Koordinasi Plt Dirjen Binapentaker Kemnaker RI Pihak Atnaker KBRI Riyadh menghubungi Kantor Almaharah dan mendesaknya untuk memulangkan Sri Wahyuni. Dinamika prosesnya terjadi disini. Semula Pihak Atnaker melalui Dirjen memastikan Pemulangan Sri Wahyuni telah disepakati dengan Almaharah antara Pertengahan atau Minggu Terakhir Bulan Juli 2020. Namun tidak lama berselang Kembali ada Perubahan.
Mahalnya Harga Tiket
Wabah Covid19 memang telah membuat Penutupan Sejumlah Bandara Internasional di Kerajaan Arab Saudi. Namun pada Awal Juni 2020 Penerbangan Eksklusif – Eksekutif dengan jadwal penerbangan terbatas sudah mulai dibuka di Bandara Internasional Jeddah Arab Saudi. Harga tiket tiga kali lipat dari biasanya. Sedangkan Bandar Udara Riyadh Arab Saudi kota tempat Sri Wahyuni berada belum dibuka bahkan diperkirakan Bulan Agustus-September 2020 pun masih tanda tanya dibuka atau tidak.
Karena Faktor Kesehatannya Sti Wahyuni bertanya apa Solusinya agar ia bisa pulang segera. Pihak Agen tidak mau membiayai pembelian tiket yang begitu mahal. Bahkan Sri Wahyuni bersedia membayar harga tiket pemulangan dan bersedia terbang atau lewat angkutan darat dari Riyadh ke Jeddah dengan Jarak 1500KM. Namun Kehendak Tuhan Yang Maha Esa Bandara Internasional Riyadh Arab Saudi dibuka dan Penerbangan Perdana Malam Minggu,19 Juli 2020 Waktu Arab Saudi Sri Mulyani diterbangkan ke Tanah Air. Hingga Press Release ini dibuat belum ada Informasi lagi kapan tiba di Jakarta dan Pesawat apa yang digunakan.
Masalah Baru
Pihak Ditjen Kemnaker RI mempertanyakan Kantor Keagenan yang dituju Sti Wahyuni dkk PT HOSANA sudah dicabut ijinnya dan ketika pihak Kemnaker RI memeriksa Fakta ternyata Kantor yang beralamat di Daerah Condet Jakarta Timur tersebut sudah ditutup. Pihak Ditjen mencoba memastikan kepada Kantor Keagenan Almaharah di Riyadh Arab Saudi belum ada Jawaban.
Untuk itu kehadiran Rekan-rekan Media sangat diharapkan dalam Konferensi Pers setelah DPP (K)SBSI menjemput PMI Sri Wahyuni dari Bandara Sukarno Hatta atau dari Kantor Agennya pada :
,Senin,20 Juli 2020 Pkl 13.00 WIB sf Selesai di Kantor DPP (K)SBSI Jln Tanah Tinggi II No.25 Johar Baru- Jakarta Pusat.
Demikian
Hormat Kami
Prof Dr Muchtar Pakpahan.SH.MA
Ketua Umum
Humas
Andi Naja FP Paraga
0878-8404-4215