KN. Israel masih menggempur Rafah, kawasan pengungsi warga Palestina. Daerah paling selatan dari Jalur Gaza yang luluh lantak itu masih belum aman dan menunggu aksi dunia menghentikan agresi Israel.
Sebelum serangan Rafah dimulai, PBB mengatakan sebanyak 1,4 juta orang berlindung di kota tersebut. Serangan Israel ke Rafah pertama kali terjadi dalam wujud yang mencolok mata
AFP melaporkan tentara Israel berdalih menargetkan Hamas di Rafah. Namun kenyataannya, tenda-tenda pengungsi terbakar. Pihak Palestina menyebut 50 orang tewas dan 249 orang luka-luka akibat serangan Israel saat itu. Namun demikian, ternyata itu bukan serangan sekali. Ada serangan yang kedua kali.
Selasa (28/5) waktu setempat, Israel menyerang Rafah lagi. Otoritas Gaza melaporkan sedikitnya 21 orang tewas akibat agresi Zionis itu.
Kamis (30/5) kemarin, Israel masih saja melanjutkan serangan mematikan di Rafah. Perintah Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mengakhiri serangan seolah tidak digubris Israel.
“Dalam beberapa hari terakhir, pasukan kami telah mengambil alih kendali operasi atas koridor Philadelphi,” ucap juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, dilansir AFP dan Reuters.
Israel menguasai ‘koridor Philadephi’, yakni koridor penting sepanjang 14 km sepanjang satu-satunya perbatasan darat antara Jalur Gaza dan Mesir, yakni daerah paling selatan di Rafah, Jalur Gaza, Palestina. Perbatasan ini menjadi satu-satunya perbatasan darat di Jalur Gaza yang tidak dikontrol langsung oleh Israel.