KN. Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan bahwa China akan tetap menjadi mesin pertumbuhan terbesar bagi ekonomi dunia meskipun mengalami perlambatan. Meskipun pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan turun menjadi 4,8 persen pada tahun 2024, lebih rendah dari target pemerintah sekitar 5 persen, tetapi negara tersebut masih akan menyumbang sebagian besar pertumbuhan di Asia dan dunia. Ekonom ADB Albert Park mengatakan, China akan tetap penting dalam beberapa waktu yang akan datang.
Meskipun pertumbuhannya melambat, China diperkirakan akan tetap menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Sementara itu, India juga menjadi sorotan sebagai saingan China di Asia. Meskipun ekonomi India tumbuh pada tingkat yang cepat, pertumbuhan ekonominya masih lebih kecil dibandingkan dengan China. Namun begitu, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi India akan mencapai 7 persen pada tahun 2024 dan 7,2 persen pada tahun 2025. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di negara maju diproyeksikan akan melambat, dengan pertumbuhan PDB AS dan Jepang yang diprediksi akan turun.
Namun, permintaan domestik yang kuat di Asia berkembang diperkirakan akan menutupi perlambatan pertumbuhan di China. ADB juga memperkirakan bahwa inflasi di Asia-Pasifik akan sedikit melambat tahun ini, meskipun harga energi meningkat.
Proyeksi ADB menggarisbawahi pentingnya China dalam perekonomian global meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan. China tetap menjadi motor utama bagi pertumbuhan di Asia, sementara India menunjukkan potensi sebagai alternatif menarik bagi investasi. Meskipun demikian, tantangan bagi China tetap ada dalam menghadapi perlambatan ekonomi dan meningkatnya persaingan regional. Di sisi lain, India perlahan-lahan memperkuat posisinya sebagai kekuatan ekonomi di Asia.