Oleh : Evita Rahayu *)
Stramed, Samuel Wamu, anak muda asli Papua. Selain akan mengabdi untuk rakyat dan negara, menjadi prajurit TNI tentu membanggakan keluarga. Perjuangan Samuel menuju Taruna Akademi Militer (Akmil) tidaklah mudah. Pria kelahiran Wamena ini harus rela menjual babi di kampung halamannya untuk membeli tiket pesawat menuju Jayapura. Rumahnya berada di pengunungan di Wamena. Samuel mengaku, keinginananya menjadi seorang prajurit TNI muncul ketika dirinya sering melihat prajurit TNI yang bertugas di Wamena. Keinginannya itu semakin membulat ketika dirinya mengetahui informasi bahwa TNI telah membuka Pendaftaran Taruna Akmil tahun 2020 pada pertengahan tahun lalu.
Keinginan menjadi tentara makin meyakinkan kala melihat sosok pengabdian sang Ayah, Hendrikus Wamu. Selama sekolah di kota, Samuel bersama para kawan dan saudaranya telah terbiasa jalan kaki. Setiap pagi mereka harus berjalan kaki selama 4 jam.
Perjuangan menjadi tentara bukan hanya persiapan fisik dan batin saja. Orangtua Samuel yang begitu mendukung harapan buah hatinya, hingga rela menjual babi. Semua itu dilakukan demi ongkos anaknya dari kampungnya di daerah Wamena menuju Jayapura. Barulah ia menuju Kodam Cendrawasih untuk menjalankan serangkaian tes berikutnya.
Sejak kecil nampaknya Samuel sudah terbiasa ditempa kehidupan. Fisiknya yang kuat, berkat keterbiasaannya membantu orangtua. Serta melatih diri dengan olahraga lain. Tak disangka, deretan ujian fisik lain dinilai Samuel cukup mudah. Sampai dia perumpamakan dengan memanjat pohon sehari-hari di kampung (http://www.jayakartapos.com/terharu-dan-penuh-perjuangan-anak-muda-papua-ini-lulus-taruna-akademi-militer/).
Patut Dicontoh
Bagaimanapun juga, Samuel Wamu adalah contoh generasi muda di Papua yang patut dicontoh dan diteladani oleh generasi muda lainnya tidak hanya di Papua melainkan di seluruh Indonesia. Menjadi prajurit TNI apalagi lulus dari Akmil jelas adalah kebanggaan bagi orang tua, dan refleksi dari seorang pemuda yang sudah cerdas menentukan arah masa depannya atau mengetahui masa depannya.
Perjuangan Samuel Wamu masuk Akmil juga patut ditiru, karena siapapun dapat menjadi prajurit TNI jika memang mampu dan yakin menjadi prajurit TNI. Langkah Samuel Wamu jelas menunjukkan yang bersangkutan memiliki visi yang jelas, jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI yang mendalam serta kesiapan fisik serta mental yang prima.
Menurut penulis, Samuel Wamu bisa menjadi role model bagi pemuda dan pemudi di Papua dan Papua Barat untuk tidak mudah terpengaruh jebakan propaganda, agitasi dan sikap-sikap kurang terpuji lainnya yang dilakukan Benny Wenda, AMP, KNPB, NFRPB, WPNA dan sejumlah pihak lainnya yang selama ini meneriakkan kemerdekaan bagi Papua, walaupun mereka menyadari bahwa teriakan mereka tidak akan pernah terwujud sampai kapanpun juga. Semoga.
*) Penulis adalah pemerhati masalah Papua. Tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur.
Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.