Foto: Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, sumber foto: Beritasatu.com
Stramed, Kerusuhan kembali pecah di Papua, Kamis (29/8/2018). Kali ini di Abepura dan Jayapura yang sampai berita ini diturunkan pukul 20.30 WIB, massa masih melakukan pengerusakan berbagai fasilitas umum.
Salah satunya adalah membakar gedung Majelis Rakyat Papua (MRP) dan merusak lembaga permasyarakatan (Lapas) di Abepura.
Terkait hal tersebut, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo tak ingin menilai kerusuhan tersebut berarti Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan. Menurutnya, yang terpenting saat ini Komisi I DPR melakukan kajian ada atau tidaknya gerakan-gerakan yang bisa dikategorikan sebagai separatis.
Demikian disampaikan Bambang Soesatyo kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
“Kemudian merumuskannya dalam bentuk pengambilan langkah-langkah yang lebih konkrit,” tuturnya.
Bambang menyatakan, biarkan masalah tersebut diselesaikan oleh pihak yang berwenang.
“Kita punya komando pasukan khusus untuk itu yang baru saja diresmikan kemarin, dan bisa kita segera operasikan ini,” terangnya.
Politikus Partai Golkar ini mendorong aparat TNI dan Polri bisa segera melakukan pemulihan keamanan di bumi cenderawasih tersebut supaya unjuk rasa tidak semakin meluas. “Kita mendesak untuk segera dilakukan pemulihan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III DPR Jazilul Fawaid yang enggan menilai lembaga yang dikepalai Budi Gunawan tersebut kecolongan.
Menurutnya, Polri dan BIN harus bisa duduk bersama memetakan kerusuhan tersebut dan menemukan fakta baru apakah ada kelompok separatis yang mendompleng kerusuhan itu.
“Saya khawatir adalah pendompleng. BIN dan kepolisian harus bisa berkoordinasi. Mencari solusi dari permasalahan yang ada. Kira-kira nanti dicari solusinya,” katanya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto menyebut, ada kelompok yang menginginkan Papua rusuh terus-menerus.
Ia menduga, banyak pihak-pihak tertentu yang tidak senang dengan kondisi Indonesia yang aman dan damai.
“Memang banyak yang tidak senang negeri ini aman dan damai, ada yang tidak senang negeri dapat membangun, memakmurkan rakyatnya,” tuturnya di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Wiranto menyatakan, kelompok tersebut sengaja memanfaatkan kondisi saat ini untuk terus mengacau.
“Itu mereka gunakan momen ini untuk nimbrung untuk mengacau,” katanya.
Wiranto mengatakan, pemerintah mempersilakan melakukan penyampaian pendapat dengan cara berunjuk rasa.
Namun jangan berunjuk rasa dengan melakukan perusakan fasilitas umum. Karena Wiranto takut akan ditunggangi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Jangan sampai ditunggangi. Jangan sampai kemudian justru dimanfaatkan oleh pendemo atau pendompleng pendemo untuk mencelakakan aparat keamanan,” lanjutnya.
a juga menyebut bahwa aksi yang menggunakan senjata tajam dan berbagai senjata lainnya adalah tindakan yang tidak manusiawi. “Diparang, dipanah. Itu saya kira tidak manusiawi. Mereka bukan pendemo,” tegasnya. (Sumber: Pojoksatu.id)