![](https://kongkownews.com/wp-content/uploads/2024/05/Tahapan-Pilkada-1024x1450.jpg)
KN. Peluang poros ketiga muncul di Pilgub Jakarta terbuka lebar. Hal ini berpotensi terjadi usai PKS resmi mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman. Adalah PDIP yang semula mengutarakan peluang poros ketiga itu. Hal ini dilatarbelakangi PKB yang bilang bahwa duet Anies dan Sohibul berbahaya karena bisa saja tidak mendapatkan mitra koalisi. PKS pun masih memerlukan beberapa kursi lagi untuk menyegel duet Anies-Sohibul.
Lalu, muncul nama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang juga merupakan kader PKB. PKB pun mempertimbangkan untuk mengusung Ida. Selaras dengan ini, PDIP pun menyebut Ida memang layak dipertimbangkan.
Menurut Chico, PDIP masih fokus melakukan penjaringan secara internal. Dia menyinggung soal hasil Pileg di Jakarta dan pengalaman memimpin Jakarta.
Pengamat politik Universitas Padjajaran Firman Manan mengungkapkan, apabila mantan gubernur Jabar Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta, maka yang paling diuntungkan di Pilgub Jabar adalah Dedi Mulyadi. Karena dari sisi popularitas, kader Gerindra itu, dianggap cukup dikenal.
Ia juga berpandangan, apabila Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta maka semua partai dan kandidat diuntungkan. Sebab pertarungan di Pilkada Jabar lebih merata, meski figur Dedi masih unggul.
Soal maju di Jakarta atau di Jabar, Firman mengatakan kuncinya berada di Golkar. Namun, Golkar belum bisa memutuskan secara independen karena terdapat faktor Koalisi Indonesia Maju dan figur Prabowo Subianto.
![](https://kongkownews.com/wp-content/uploads/2024/05/Ganjar-Ridwan-Kamil-300x278.jpg)
Ia membaca sosok Emil merupakan orang yang sangat perhitungan membaca peluang di kancah politik. Maka ia menduga jika Emil condong memilih di Jabar. Anggota Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham mengatakan, saat ini partainya masih melakukan pembahasan untuk menentukan nama yang akan diusung dalam Pilgub DKI Jakarta. Karena itu, Partai Golkar tak ingin buru-buru dalam menentukan nama yang akan diusung.
Ia mengakui, saat ini elektabilitas Ridwan Kamil masih kalah dibandingkan Anies Baswedan. Namun, elektabilitas bukan merupakan satu-satunya variabel yang bisa menentukan pemenang. Apalagi, pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta masih lama, sehingga masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Idrus mencontohkan, dalam pemilihan presiden (pilpres), elektabilitas para calon presiden (capres) terus kejar-kejaran. Namun, dinamika yang terjadi mempengaruhi elektabilitas para capres, hingga akhirnya pasangan Prabowo-Gibran meraih kemenangan, salah satunya karena pengaruh dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
![](https://kongkownews.com/wp-content/uploads/2024/06/Kaesang-266x300.jpg)
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara perihal munculnya isu Kaesang Pangarep atau Anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang akan diusung maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Hasto mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendengar kabar pencalonan Kaesang itu. Ia menilai, tindakan Presiden Jokowi seperti mereplikasi Pilpres 2024 ketika anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto.
![](https://kongkownews.com/wp-content/uploads/2024/05/Hasto-Kristiyanto-Wikipedia-243x300.jpg)
Yang terang, kata Hasto, PDIP tak gentar dengan isu tersebut. Terlebih, ia menilai PDIP sebagai partai yang dibangun dengan ideologi yang jelas dan menyatu dengan rakyat.
Sehingga, menurut Hasto, PDI Perjuangan menjadi partai yang tumbuh besar dalam ujian-ujian sejarah menghadapi berbagai gelombang-gelombang ujian. Ia pun tak ambil pusing jika Jokowi nantinya akan cawe-cawe di Pilkada. Hasto mengatakan Jokowi sudah cawe-cawe sejak Pilpres 2024 lalu.
Ia hanya menilai rakyat yang memiliki daulat untuk memilih pemimpin-pemimpin di Pilkada ketimbang cawe-cawe presiden. “Jadi proses cawe-cawe kan sudah diikuti lama. Proses cawe-cawe di dalam pilpres. Dan itu yang menyampaikan Pak Jokowi sendiri, bukan orang lain,” kata dia.
Isu Jokowi menawarkan Kaesang ke sejumlah partai politik untuk maju di Pilkada Jakarta ini awalnya dihembuskan oleh Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi.
Aboe menyebut Jokowi telah menyodorkan nama Kaesang untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta. Aboe tak menjawab dengan tegas ke partai politik mana saja Jokowi menyodorkan nama Kaesang untuk menjadi cawagub. Namun, ketika ditanya apakah Jokowi menawarkan ke PKS nama Kaesang untuk menjadi cawagub, ia tak menjawab.
Kaesang Pangarep sendiri membantah pernyataan Aboe Bakar Al Habsyi yang menyebut Jokowi menyodorkan namanya ke sejumlah partai politik untuk diusung menjadi cawagub di Pilgub Jakarta 2024.
Maju sebagai bakal calon bupati Karawang di Pilkada 2024, Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Acep Jamhuri resmi mundur sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) per 1 Juni 2024. Acep menjelaskan mengapa dirinya memilih pensiun dini dan memilih terjun ke dunia politik. Padahal masa pensiunnya sebagai ASN masih 4 tahun lagi. Acep Jamhuri telah mendapatkan surat tugas dari dua partai untuk menjadi bakal calon bupati di Pilkada 2024. Partai pertama yang memberikan surat tugas itu adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Sementara itu Plh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Gerry Sigit Sambrodi mengungkapkan pihaknya telah menerima surat keputusan pensiun Acep Jamhuri. Gery menyebutkan untuk jabatan Plh Sekda Karawang akan dijabat oleh Asisten Daerah 3 Karawang Eka Sanatha.