Gaji DPR RI menyesakkan bagi buruh

KN. Saya membaca sebuah rilis dari BBC online, media internasional asal Inggris. Dalam laporan itu disebutkan bahwa pendapatan anggota DPR RI per bulan mencapai sekitar Rp104 juta. Angka ini ditambah tunjangan perumahan yang nilainya sekitar Rp50 juta, sementara gaji pokok dan tunjangan kesejahteraan lainnya kurang lebih Rp54 juta. Jika ditotal, benar adanya bahwa penghasilan anggota DPR mencapai Rp154 juta per bulan.

Kalau angka ini kita bagi 30 hari, maka setiap anggota DPR menerima lebih dari Rp3 juta per hari. Bandingkan dengan buruh outsourcing atau kontrak di Jakarta yang menerima upah minimum tertinggi, sekitar Rp5,2 juta per bulan. Jika dibagi 30 hari, penghasilan mereka hanya sekitar Rp170 ribu per hari. Artinya, pendapatan harian buruh hanya sepersekian dari yang diterima anggota DPR.

Ketidakadilan ini semakin jelas bila kita menengok pekerja di sektor informal. Banyak buruh yang bekerja di koperasi, yayasan, atau sektor jasa hanya menerima Rp1,5 juta per bulan. Jika dibagi 30 hari, itu berarti sekitar Rp50 ribu per hari. Lebih parah lagi nasib para pengemudi ojek online seperti Gojek dan Grab. Dengan semakin banyaknya jumlah driver, rata-rata pendapatan mereka kini hanya sekitar Rp600 ribu per bulan. Kalau dibagi 30 hari, penghasilan mereka tidak lebih dari Rp20 ribu per hari.

Bayangkan, seorang anggota DPR bisa menikmati Rp3 juta lebih per hari, sementara pekerja informal pontang-panting di jalan hanya mengantongi Rp20 ribu. Padahal, para pekerja inilah yang menopang roda ekonomi bangsa. Di sisi lain, rakyat menghadapi daya beli yang menurun, upah rendah, serta sistem kerja yang tidak memberikan masa depan karena praktik outsourcing dan sistem kemitraan yang eksploitatif. Buruh bisa dengan mudah di-PHK tanpa perlindungan jaminan sosial.

Ironisnya, anggota DPR yang hanya bekerja lima tahun sudah berhak atas uang pensiun seumur hidup. Sementara itu, buruh yang bekerja puluhan tahun tetap dihantui ketidakpastian. Inilah wajah nyata ketidakadilan yang melukai hati rakyat.

  • Related Posts

    Isu Pergantian Kapolri Dinilai Berpotensi Ganggu Stabilitas Nasional Oleh: Ridwan 98 Ketua Umum GEMA PUAN

    KN. Pasca peristiwa Agustus Kelabu 2025, perhatian publik tertuju pada institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan dalam negeri, Polri…

    GNB Antara Perbaikan Institusi atau Penggulingan Kapolri? Jejak Romo Setyo Menjadi Kisi-Kisi Jawabannya

    KN. Kehadiran Romo Setyo dalam diskusi yang mengusung agenda “copot Kapolri” semakin menegaskan bahwa jargon “Reformasi Polri” tidak lahir dari niat tulus untuk memperbaiki institusi, melainkan sebuah instrumen politik yang…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *