Foto: Ken Setiawan, sumber foto: Tribunnwes.com
Stramed, JAKARTA – Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan berharap aparat keamanan mengantisipasi serangan terorisme jelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 pada 17 Agustus mendatang.
Terutama pengamanan di tempat-tempat umum, seperti rumah ibadah dan pusat perbelanjaan.
Menurutnya, aparat jangan sampai kecolongan, bila perlu segera lakukan penangkapan terhadap orang orang yang sudah terindikasi akan melakukan teror.
Ken menyebut aksi teror perlu diwaspadai sebab hari ini kelompok radikalis marah dan kecewa karena kehilangan kendaraan politik secara konstitusi yang diharapkan dapat mengantar menuju terbentuknya khilafah Islam/ negara Islam.
Kendaraan politik radikalis salah satunya secara konstitusi dengan menjadi penumpang gelap pada pilpres yang lalu telah selesai.
Jadi antara kecewa dan marah menjadi satu sebab kendaraan politiknya tidak sesuai yang mereka harapkan, bahkan kini dianggap berkhianat sebab kendaraan itu sekarang merapat ke pemerintahan, jadi mereka seperti putus asa walaupun mereka tetap dengan segala upaya akan melakukan usaha pembentukan opini sebagai langkah eksistensi mereka. Salah satunya aksi teror.
Bagi Ken, putus ada dan jihad kelompok radikal itu beda tipis, apalagi di iming imingi puluhan bidadari dan surga tanpa hisab bersama keluarga ketika melakukan aksi bok bunuh diri, ini perlu diwaspadai.
Menurut Ken, aksi teror kini tidak perlu komando, sebab radikalis kini bisa belajar lewat medsos, asupan pemahaman radikal bisa di dapat dimana saja termasuk di medsos, jadi tidak perlu ketemu. Ini yang dikhawatirkan sebab bisa jadi ini lepas dari pantauan aparat, mereka bida melakukan aksi kapanpun dan dimanapun mereka inginkan.
Satu saja ada aksi bom ditempat umum atau rumah ibadah jelang 17 agustus maka itu akan membuat khawatir seluruh negeri. tutup Ken.