KN. Israel, untuk pertama kalinya, menjalani proses pengadilan internasional atas tuduhan genosida yang dilakukannya di Gaza. Ini merupakan puncak dari berbagai macam tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dialamatkan kepada Israel sejak pertama kali pembentukannya.
Dunia mengharapkan keadilan terhadap jutaan warga Palestina tercipta di Den Haag, Belanda.
Seluruh dunia mengutuk keras akan tidakan brutal Zionis terhadap penduduk Palestina, saIlah satunya termasuk Jeffrey Shaun King aktivis hak asasi manusia dari Amerika Serikat
Ia menyerukan agar Israel berhenti melakukan tidakkan kejam terhadap warga Palestina, seperti di lansir dari Facebook.

Hari ini secara efektif Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi mengumumkan bahwa Ia mengakhiri senua negosiasi gencatan senjata, berikut kutipannya : “Saya menginformasikan bahwa kami tidak akan meninggalkan koridor Philadelphia dan perbatasan Rafah”. “Koridor Philadelphia juga disebut Rute Philadelphia, adalah nama sandi Israel untuk sebidang tanah sempit, sepanjang 14 km terletak di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Ini ( Pasukan Israel menguasai koridor Philadelphia dan perbatasan Rafah) adalah persyaratan yang keterlaluan yang TIDAK AKAN PERNAH disetujui Palestina. Persyaratan itu bahkan bukan bagian dari kerangka kerja saat ini yang telah berulang kali dibohongi Amerika Serikatdan dikatakan disukung Israel.
Dengan mengumumkan bahwa Israel akan mengendalikan satu-satunya perbatasan Gaza dan Mesir dan juga mengendalikan jalan raya utama, ia dengan sengaja memperjelas bahwa kami tidak memiliki harapan yang kredibel untuk gencatan senjata. Namun, kenyataanya, setelah ia membunuh anak-anak dan cucu negosiator utama Gaza, lalu membunuh SANG GEGOSIATOR itu sendiri, jelas bahwa gencatan senjata sudah berakhir.
Cara satu-satunya kita mengentikan genosida ini adalah dengan kekerasan. Segera, setiap negara di sekitar Israel harus udara mereka menutup wilayah udara untuk Israel. Maksud saya malam ini!.
Dan setiap negara harus menutup pelabuhan dan jalur air mereka ke Israel. Mereka semua menghentikan 1005 semua perdagangan dan setiap negara dengan integritas harus campur tangan dengan militer mereka sendiri untuk menghentikan genosida ini.
Di tengah ketakutan akan serangan Iran, badan keamanan Shin Bet telah menyiapkan bunker bawah tanah di Yerusalem untuk menjadi tempat para pemimpin Israel bersembunyi sambil bekerja. Langkah Shin Bet itu diungkap jurnalis Israel, Ben Caspit. “Bunker komando dan kendali yang baru disiapkan itu dimaksudkan untuk melakukan perang oleh elite politik-keamanan negara,” tulis Caspit dalam laporannya, yang dikutip Russia Today. “Fasilitas bawah tanah itu terhubung ke lubang di bawah pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, dan ke semua bunker lainnya yang tersebar di seluruh Israel,” paparnya.
Israel saat ini bersiap menghadapi serangan Iran, yang menurut pejabat Teheran akan dilancarkan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu pekan lalu. Iran dan Hamas menuduh Israel sebagai pelakunya. Namun rezim Zionis belum mengaku maupun menyangkal tuduhan tersebut.
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Axios pada hari Sabtu bahwa mereka memperkirakan serangan akan dimulai pada hari Senin, dan bahwa pasukan Hizbullah Lebanon dapat mengambil bagian dalam misi balas dendam atas pembunuhan komandan mereka, Fuad Shukr, oleh Israel di Beirut pada pekan lalu. Tidak jelas jenis perangkat keras militer apa yang akan digunakan Iran untuk melawan Israel.
Sementara, Rusia mengirim sistem pertahanan udara ke Iran saat negara otoriter itu mempersiapkan serangan segera terhadap Israel, menurut pejabat di Teheran. The New York Times diberi tahu oleh dua pejabat Iran, salah satunya ialah anggota militer negara itu, bahwa Rusia telah mulai mengirimkan radar canggih dan peralatan pertahanan udara.
Meskipun tidak diketahui secara pasti peralatan yang diminta Iran, Iran sudah memiliki beberapa sistem pertahanan udara S-300 buatan Rusia. Sergei Shoigu, sekretaris dewan keamanan Rusia dan mantan menteri pertahanan, bertemu dengan presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dan pejabat keamanan tinggi untuk mendukung negara Timur Tengah itu.
Dilansir dari Daily Mail, Shoigu berkata, “Kami siap bekerja sama sepenuhnya dengan Iran di berbagai bidang.”
Sementara itu, Pezeshkian berterima kasih kepada Moskow karena mendukung Iran di masa sulit. Ia menambahkan bahwa ia ingin memperkuat hubungan dengan Rusia.
Iran saat ini tengah mempersiapkan serangan besar terhadap Israel sebagai balasan atas tewasnya negosiator utama Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut bulan lalu.
Diplomat utama AS, Anthony Blinken, mengatakan kepada G7 pada akhir pekan bahwa hanya ada sedikit informasi tentang bentuk serangan yang diharapkan, tetapi kemungkinan besar akan terjadi pada akhir Selasa, jika memang terjadi.

Para pejabat Amerika dan Israel yakin bahwa Iran akan berkoordinasi dengan sekutunya di kawasan tersebut, yang juga dikenal sebagai Poros Perlawanan, terdiri dari kelompok-kelompok, termasuk Hizbullah di Libanon dan Houthi di Yaman.
Di balik pintu tertutup, AS telah berupaya meredakan ketegangan antara Israel, Iran, dan sekutunya masing-masing.
Dalam upaya putus asa untuk meredakan ketegangan, Biden kemarin menelepon Raja Abdullah II dari Yordania, yang membantu menjatuhkan pesawat nirawak dan rudal Iran dalam pertikaian sebelumnya pada April.
Blinken menelepon pejabat tinggi di Qatar dan Mesir, perantara utama yang mengupayakan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung selama 10 bulan.