MARAKNYA SURVEI TERKAIT PEMILU 2024, ADA APA?

Oleh : Alfons Jigibalom

Stramed, Menghadapi tahun Pemilu 2024, partai politik saling bersaing untuk meningkatkan elektabilitasnya dimata Publik. Hal ini guna memperkuat kesempatan untuk memperoleh suara terbanyak. Oleh karena itu, segala cara dilakukan oleh Parpol baik dalam bentuk koalisi partai, maupun kerja nyata di masyarakat.

Survei New Indonesia Research and Consulting merilis hasi survei yang menunjukkan elektabilitas Partai PDI Perjuangan berada di Posisi tertinggi. Sementara, PSI mengalami kenaikan dan berada di papan tengah. Elektabilitas PSI menembus 5% yang naik dari survei pada Februari 2021. Posisi PDIP disusul oleh Gerindra sebanyak 12,9% dan Golkar sebanyak 8,9% sedangkan Demokrat naik dari 5 persen menjadi 8 persen.

Indikator Politik Indonesia, merilis hasil survei elektabilitas parpol yang menyatakan tren kenaikan yang terjadi pada beberapa parpol salah satunya adalah PDI Perjuangan (PDIP) yang naik nyaris 5 persen. Adapun pada Maret 2021, PDIP mengantongi elektabilitas sebesar 20,9 persen. Sementara pada April 2021, elektabilitas PDIP berada di angka 25,3 persen. Jika PDIP menduduki posisi pertama, posisi kedua ditempati oleh Partai Gerindra. Partai yang digawangi oleh Prabowo Subianto itu memiliki elektabilitas sebesar 13,1 persen. Hanya saja, elektabilitas Gerindra mengalami penurunan hampir 4 persen.

Lembaga Pendidikan, Penelitian, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) merilis hasil survei yang menyatakan, PDIP masih menjadi parpol tertinggi dengan elektabilitas 24 persen. Demokrat melejit ke urutan kedua di angka 11,2 persen. Partai Demokrat mengalahkan dominasi Gerinda dan Gokkar di urutan dua dan tiga.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, menurunnya elektabilitas Gerindra disebabkan menurunnya elektabilitas Prabowo sebagai Capres. Namun, menurut hasil survei LP3ES, Ketum Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi calon Presiden paling disukai dengan posisi teratas 16,4 persen.

Setidaknya maraknya survei-survei politik diatas telah melahirkan beberapa dampak perpolitikan nasional setidaknya menurut penulis. Beberapa dampak tersebut antara lain, survei elektabilitas partai politik sebagai meggambarkan bagaimana opini dan antusiasme publik terhadap Pemilu 2024; Persaingan elektabilitas partai politik dikhawatirkan menjadi momentum untuk membangun sentimen negatif dalam rangka menurunkan elektabilitas Pemerintah saat ini; Ancaman adanya politik adu domba.

Sah-sah saja lembaga survei merilis hasil surveinya karena jika metodologi yang digunakan mereka benar, maka hasil survei adalah potret dari persepsi atau opini dari mozaik pilihan responden jika Pemilu diadakan saat ini, ataupun tahun 2024 (walaupun peluang terjadinya swing voters sangat memungkinkan).

Yang terakhir tapi sangat penting, independensi lembaga survei yang merilis hasil surveinya juga tetap harus dijaga, agar surveinya bukan menjadi “survei pesanan kelompok tertentu” untuk mendongkrak pamornya dan menjatuhkan pamor lawan-lawan potensialnya di tahun 2024. Salah satu bentuk independensi lembaga survei adalah menyebutkan sumber pendanaan selama melaksanakan surveinya. Semoga.

*Penulis adalah pemerhati masalah Indonesia. Tinggal ke Keerom Papua.

Disclaimer : Artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai aturan pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis dan Redaksi akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang.

Related Posts

Yaman Tembak Rudal ke Israel

KN. Situasi Timur Tengah kembali panas. Setelah perang pecah antara Israel dan Iran bulan lalu, ditambah dengan konflik di Gaza yang hingga kini masih terjadi, situasi panas kembali terjadi melibatkan…

Daftar Perusahaan Global Terlibat Agresi Israel ke Palestina

KN. Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (UNHCR) Francesca Albanese merilis laporan yang menyebut puluhan perusahaan global memberi dukungan bantuan ke Israel untuk menyerang Palestina. Daftar itu…