
KN. Pemerintah memberikan sinyal untuk melanjutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sinyal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY).
AHY mengatakan bahwa perpanjangan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. AHY beserta jajarannya telah menggelar rapat koordinasi pada 1 Juli 2025 lalu yang melibatkan Kementerian BUMN dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR).
Sebagai tindak lanjut, AHY mendorong pembentukan satgas (task force) kereta cepat. Selain itu, ada sejumlah peraturan perundangan yang akan direvisi, serta percepatan penyusunan RUU Sistranas. Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas kementerian dan lembaga dalam mengawal proyek-proyek strategis di sektor konektivitas nasional.
Sebagai hasil dari rapat koordinasi, ditetapkan sejumlah tindak lanjut konkret kepada 18 kementerian dan lembaga, antara lain penuntasan dokumen akademik RUU Sistranas oleh Kementerian Perhubungan, identifikasi insentif fiskal oleh Kementerian Keuangan, serta penyusunan studi tata ruang dan trase oleh Kementerian ATR/BPN. Kementerian BUMN juga diminta untuk menyesuaikan regulasi pendukung guna mendukung pengembangan jalur baru kereta cepat, beserta tindak lanjut lainnya.
Kemenko Infrastruktur sendiri akan menyurati Presiden Prabowo terkait permohonan izin prakarsa revisi Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2021 serta penguatan mandat Komite Kereta Cepat agar mencakup rute-rute lain di luar Jakarta-Bandung.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan dukungan penuh terhadap penyusunan RUU Sistranas. Erick juga mendukung penguatan proyek kereta kecepatan tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Depo Tegalluar pada Jumat, (11 /7/2025). (Dok: KCIC)Foto: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Depo Tegalluar pada Jumat, (11 /7/2025). (Dok: KCIC)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Depo Tegalluar pada Jumat, (11 /7/2025). (Dok: KCIC)
Erick menyoroti sejumlah tantangan yang sering muncul dalam proyek infrastruktur, seperti pembebasan lahan, penyediaan tenaga kerja, ketersediaan listrik dan sinyal, serta aspek keselamatan jalur kereta. Ia menyampaikan kesiapan BUMN untuk terlibat aktif dalam Satgas Kereta Cepat dan mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas Presiden Prabowo.
Sementara itu, Wakil Menteri ATR/BPN, Ossy Dermawan, menegaskan bahwa trase kereta cepat pada prinsipnya telah sesuai dengan rencana tata ruang nasional dan daerah. Namun, ia membuka ruang bagi kemungkinan penyesuaian jika diperlukan rute baru demi integrasi moda transportasi seperti kereta barang dan penumpang.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengakui bahwa sudah ada pembicaraan untuk memperpanjang Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Proyek ini juga sudah coba ditawarkan kepada sejumlah investor, namun hingga kini masih dalam tahap pembahasan.
“Kereta cepat memang ada pembicaraan melanjutkan kembali, namun pastinya akan ada kajian karena dalam beberapa kesempatan kami coba tawarkan kereta semi cepat atau dan harapan kami baik kereta cepat atau semi cepat, harapan kami nggak pakai APBN, ini harus dibicarakan lebih detil memang ada pembicaraan untuk perpanjang,” kata dia saat temui di Kantor Kemenhub, Rabu (14/7/2025).
Mengenai calon investor yang masuk, ia membuka kesempatan bagi siapapun. Termasuk China untuk melanjutkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, maupun pihak lain seperti Jepang.
Keseriusan pemerintah untuk meneruskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulai terlihat. AHY pun meminta tambahan anggaran Rp 200,2 miliar pada 2026. Tambahan anggaran itu untuk menambah pagu indikatif kementeriannya yang sebesar Rp 115,7 miliar.
Bukan hanya itu, AHY juga sempat mengecek operasional Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar, Bandung pada Jumat (11/7/2025).
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa pun menyambut positif rencana perpanjangan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai Surabaya. Menurutnya KCIC siap mendukung mega proyek tersebut diwujudkan.
Sementara itu mengenai pendanaan, KCIC meminta hal tersebut masuk ke dalam proses kajian yang sedang dilakukan pemerintah. Pihak KCIC pun akan memberikan masukan-masukan agar proyek perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung menuju Surabaya bisa terealisasi.
Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung menghabiskan biaya US$ 7,2 miliar dengan cost overrun sebesar US$ 1,2 miliar. Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank (75%), sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).
Komposisi pemegang saham PSBI yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) 51,37%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12%, PT Perkebunan Nusantara I 1,21%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30%. Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%.
Sementara itu disebut-sebut, apabila proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diteruskan sampai Surabaya akan melewati Kertajati – Purwokerto – Yogyakarta – Solo – Madiun – Surabaya. Jakarta-Surabaya menggunakan kereta cepat akan ditempuh dalam waktu 4 jam saja.