Mempelajari agama Islam

KN. Diriwayatkan dari Umar dikatakan kepadanya bahwa Abu Hurairah berkata, “Barangsiapa yang mengantarkan jenazah maka dia memperoleh satu qirath (empat per enam dinar)”. ‘Aisyah membenarkan Abu Hurairah, ia mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, mengucapkannya”. Ibnu Umar berkata, “Kami memperoleh jumlah qirath yang banyak”.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa pada saat Rasulullah Saw. sakit yang mengakibatkan beliau meninggal, beliau berkata, “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani yang menjadikan kubur-kubur nabi mereka menjadi masjid”. ‘Aisyah berkata, “Jika tidak karena hal itu, tentu mereka mengkultuskan kuburan beliau, sedangkan aku khawatir kalau kuburan beliau itu dijadikan masjid”.

Masjidil Haram-Ka’bah

Diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila seorang hamba diletakkan pada kuburannya, lalu yang mengantarkannya pulang, maka dia dapat mendengarkan suara sandal mereka. Datanglah dua malaikat kepadanya dan mendudukkannya, malaikat itu bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau tahu tentang lelaki ini (yang dimaksud adalah Rasulullah) ?’ Dia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’. Maka dikatakan kepadanya, Lihatlah tempatmu di neraka, dan Allah telah menggantikannya dengan tempat di surga’. Rasulullah Saw. bersabda, “Hamba itu melihat keduanya”. Adapun orang kafir atau munafik (ketika ditanya) ia akan berkata, “Sungguh aku tidak tahu dan aku hanya mengatakan apa yang dikatakan orang-orang”. Dikatakan kepadanya, Engkau tidak tahu dan tidak mengikutinya”. Kemudian dipukullah dia dengan gada dari besi pada bagian antara kedua telinganya. Maka dia menjerit sekeras-kerasnya sehingga suaranya terdengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia'”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa malaikat maut diutus kepada Nabi Musa, saat mendatanginya Nabi Musa menolak, maka ia kembali menghadap Tuhannya seraya berkata, “Engkau mengirimku kepada hamba yang tidak menginginkan kematian”. Maka Allah mengembalikannya seraya berfirman, “Kembalilah kepadanya dan katakan agar dia meletakkan tangannya pada punggung sapi jantan, dia berhak atas setiap rambut yang dicelupkan oleh tangannya sebagai satu kebaikan”. Malaikat itu berkata, “Wahai Tuhanku, kemudian apa ?” Allah berfirman, “Kemudian kematian”. Nabi Musa berkata, “Sekarang”. Kemudian Nabi Musa meminta kepada Allah agar dia didekatkan ke tanah suci. Rasulullah Saw. berkata, “Jika bisa aku akan memperlihatkan kepada kalian kepada pinggir jalan pada bukit pasir merah”.

Nabi Muhammad SAW (Islamedia.id)

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Saw. menyatukan dua mayat korban terbunuh pada perang Uhud pada satu kafan. Kemudian bersabda, “Siapa di antara mereka yang paling banyak hafal al-Qur’an. Orang yang mereka tunjuk adalah yang lebih dahulu di masukkan ke kuburan”. Beliau bersabda, “Aku menjadi saksi yang membela mereka pada hari kiamat nanti”. Beliau memerintahkan agar kami menguburkan jasadnya bersama darah mereka, tanpa dimandikan dan tanpa dishalatkan.

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah Saw. keluar dengan maksud melakukan shalat mayat bagi korban perang Uhud, setelah itu beliau menuju mimbar dan bersabda, “Aku akan mendahului kalian dan aku akan menjadi saksi atas kalian, aku benar-benar melihat tamanku sekarang dan aku telah diberikan kunci-kunci setiap penjuru bumi. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak merasa khawatir kalian akan musyrik sepeninggalku, yang lebih aku takutkan kalian akan bersaing di dalamnya”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak seorangpun yang lahir ke dunia, melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ayah dan ibunyalah yang berperan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi.” Kemudian Abu Hurairah membacakan ayat : “(tetaplah atas) fitnah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. ar-Ruum : 30).

Diriwayatkan dari al-Barra’ bin ‘Azib bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika seorang mukmin dibaringkan di dalam kuburnya, dan telah didatangi oleh malaikat. Dan ternyata dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, maka itulah yang dimaksud dengan ayat : _”Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS. Ibrahim : 27).

Diriwayatkan dari al-Musayyab bin Hajn, dia berkata, “Ketika menjelang wafatnya Abu Thalib, Rasulullah Saw. mendatanginya. Saat itu di sana ada Abu Jahal bin Hisyam dan Abdullah bin Abu Umayyah al-Mughirah”. Rasulullah Saw. berkata kepada Abu Thalib, “Wahai paman, ucapkanlah ‘La ilaaha illallah, dengan kalimat itu aku akan menjadi saksi yang membela engkau di hadapan Allah”. Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah angkat bicara, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Mutahlib (kakek beliau ?)”. Rasulullah Saw. terus membisikkan kalimat tersebut kepadanya hingga akhirnya, kalimat terakhir yang diucapkan adalah “Aku berada pada millah Abdul Muthalib dan tidak mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Allah, aku akan memohonkan ampunan untukmu selama belum turun larangan dari Allah, kemudian turunlah ayat : “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam”. (QS. al-Taubah : 113).

Diriwayatkan dari Ali kami sedang berada di pemakaman Baqi’ul Ghargad, kemudian Rasulullah Saw. datang. Beliau duduk dan diikuti oleh kami, saat itu beliau membawa tongkat lalu beliau menancapkannya. Beliau bertelekan pada tongkatnya itu. Kemudian beliau bersabda, “Tidak seorang pun dari kalian, tidak satu jiwa pun dari yang hidup melainkan telah ditetapkan tempatnya di surga dan di neraka, atau telah ditetapkan apakah bahagia atau celaka”. Seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita berserah saja pada ketentuan itu dan tidak perlu melakukan amal. Karena orang yang telah ditetapkan bahagia akan bahagia dan telah ditetapkan celaka, ia akan celaka”. Beliau bersabda, “Orang yang ditetapkan bahagia akan diarahkan dan dimudahkan melakukan amalan orang-orang yang berhak mendapat kebahagiaan, dan mereka yang ditetapkan celaka akan diarahkan dan dipermudah untuk melakukan amal perbuatan orang-orang yang berhak mendapat kecelakaan”. Kamudian beliau membacakan ayat : “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak Kaami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar”. (QS. al-Lail : 5-10).

Diriwayatkan dari Tsabit bin adh-Dhahak bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bersumpah dengan agama selain agama Islam, dengan berdusta secara sengaja maka dia seperti apa yang dikatakannya, dan barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka kelak di neraka Jahanam dia akan disiksa dengan besi itu”.

Diriwayatkan dari Jundab bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seseorang mempunyai luka yang menyiksa, kemudian melakukan bunuh diri. Maka Allah berfirman, ‘Terlalu cepat hamba-Ku menyerahkan jiwanya, maka Aku haramkan surga atas dirinya”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mencekik lehernya sendiri (bunuh diri) maka dia akan dicekik di dalam neraka, barangsiapa yang menikam dirinya sendiri, maka dia akan ditikam di neraka”.

Diriwayatkan dari Anas, dia berkata, “Suatu saat lewatlah rombongan yang mengusung jenazah. Para sahabat menyebut-nyebut dan menuji kebaikannya. Rasulullah Saw. bersabda, “Wajib kepadanya”. Kemudian ada lagi satu rombongan yang mengusung jenazah yang lain, kali ini para sahabat menyebut-nyebut dan mencela keburukannya. Rasulullah Saw. berkata lagi, “Wajib kepadanya”. Umar bin Khaththab bertanya, “Apa yang engkau maksud wajib kepadanya”. Beliau bersabda, “Yang kalian sebut-sebut kebaikannya maka dia wajib memperoleh kebaikan itu serta mendapatkan surga dan yang kalian sebut-sebut keburukannya maka dia akan memperoleh keburukan tersebut serta akan tinggal di neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi ini”.

Diriwayatkan dari al-Barra’ bin ‘Azib bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Ketika seorang mukmin telah dibaringkan di dalam kuburnya, dan telah didatangi oleh malaikat. Dan Dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, maka itulah yang dimaksud dengan ayat : ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat'”. (QS. Ibrahim : 27).

Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya mereka benar-benar mengetahui bahwa apa yang aku sampaikan kepada mereka adalah kebenaran. Allah telah berfirman : _’Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang'”. (QS. ar-Ruum : 52).

Diriwayatkan dari Umar, dia berkata, “Rasulullah Saw. berkata di hadapan kuburan, ‘Apakah kalian menemukan apa yang yang telah dijanjikan Tuhan kalian?’ Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah engkau berkata kepada orang-orang yang telah meninggal?” Beliau bersabda, “Kalian tidak lebih mendengar dari pada mereka, mereka sebenarnya menjawab”.

Diriwayatkan dari Abu Ayub bahwa Rasulullah Saw. keluar ketika matahari mulai meninggi, tiba-tiba beliau mendengar suara, lalu bersabda, “Itu adalah suara orang Yahudi yang disiksa di dalam kuburnya”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. berdo’a : “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pedihnya siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal”.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah satu diantara kalian meninggal dunia, maka setiap pagi dan sore akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya nanti, apakah di surga atau di neraka”. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah tempatmu kelak, hingga engkau dibangkitkan lagi oleh Allah pada hari kiamat”.

Diriwayatkan dari al- Barra’ bahwa ketika Ibrahim (putra Rasulullah) meninggal dunia, beliau bersabda, “Sesungguhnya dia akan mendapat perempuan yang menyusuinya di surga”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang anak-anak kaum musyrikin, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan mereka, dan Dia lebih mengetahui dengan apa-apa yang mereka lakukan”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw. mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau bersabda, “Serulah mereka agar bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku sebagai Rasul-Nya. Jika mereka mematuhi, beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat kepada mereka, lima waktu sehari semalam. Jika mereka menaati, beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat atas harta mereka, zakat tersebut diambil dari orang-orang kaya dan dikembalikan kepada orang-orang yang fakir-miskin”.

Diriwayatkan dari Abu Ayyub bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Saw., “Ceritakan kepadaku satu amal yang dapat memasukkan aku ke surga”. Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya dengan apa pun, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan sambungkanlah tali silaturahmi”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ada seorang Arab Badui yang datang kepada Rasulullah Saw., dia berkata, “Tunjukkan kepadaku amalan yang jika aku amalkan aku bisa masuk surga”. Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya dengan apa pun, dirikanlah shalat fardhu, tunaikanlah zakat dan berpuasalah pada bulan Ramadhan”. Lelaki itu berkata, “Demi Allah, aku tidak akan melakukan amal lebih dari itu”. Setelah lelaki itu berlalu, beliau bersabda, “Barangsiapa yang hendak melihat calon ahli surga, lihatlah dia”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang diberikan harta oleh Allah dan tidak menunaikan zakatnya, kelak hartanya akan dijadikan ular yang pada kepalanya terdapat dua titik hitam yang akan mengelilinginya dan mematuk dengan rahangnya”. Sambil berkata, “Aku adalah hartamu”. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan ayat : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebhakilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil usaha yang baik, maka sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya, dan Allah akan mengumpulkannnya sehingga menjadi gunung”.

Diriwayatkan dari Haritsah bin Wahab bahwa aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Bersedekahlah sebelum datang kepada kalian satu zaman di mana seseorang berjalan dengan membawa sedekah, tetapi dia tidak menemukan seorang pun yang mau menerima sedekahnya”. Bahkan ada yang mengatakan, ‘Kalau saja engkau memberikannya kemarin, tentu aku akan menerimanya, sekarang aku sudah tidak membutuhkannya lagi'”.

Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Akan datang kepada manusia satu zaman, di zaman itu seseorang berkeliling dengan membawa sedekah berupa emas. Tetapi dia tidak menemukan seorangpun yang mau mengambilnya, dan di zaman itu seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita untuk mendapatkannya, karena sedikitnya lelaki dan banyaknya wanita”.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah, dia berkata, “Datanglah kepadaku seorang wanita dengan membawa kedua anaknya untuk meminta-minta. Aku tidak memiliki makanan kecuali semangkuk kurma. Dia mengambilnya dan membagikannya kepada kedua anaknya, sedangkan dia sendiri tidak ikut memakannya. Dia pun berdiri dan berlalu pergi”. Kemudian Rasulullah Saw. datang dan kami ceritakan hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak seperti itu, maka mereka akan menjadi penghalang dari api neraka'”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau bersabda, “Bahwa engkau sedekah sedangkan engkau dalam keadaan sehat lagi berhasrat, engkau ingin kaya dan takut miskin, tapi engkau tidak menangguhkan sedekah itu hingga nyawa sudah ada di kerongkongan, engkau berkata, ‘Untuk si Fulan sekian, untuk si Fulan sekian'”.

Puasa Dzulhijjah

Diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa ada istri Rasulullah Saw. yang berkata kepada beliau, “Siapakah diantara kami (istri-istri engkau yang paling cepat menemui engkau?” Beliau bersabda, “Yang paling panjang tangannya (maksudnya dermawan)”. Maka mereka mengambil ukuran dan mengukur tangannya, ternyata yang paling panjang adalah Saudah. Tetapi kemudian kami baru mengerti bahwa yang dimaksud oleh beliau adalah yang paling banyak bersedekah. Yang paling cepat bertemu dengan beliau kelak adalah yang paling senang mengeluarkan sedekah.

Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, utamakanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah sedekah orang yang berkecukupan. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga kehormatannya, dan barangsiapa yang selalu merasa cukup, maka Allah akan mencukupkannya”.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda di atas mimbar, beliau menjelaskan tentang sedekah dan memelihara kehormatan dengan tidak meminta-minta, “Tangan di atas lebih daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang di bawah adalah orang yang meminta-minta”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada sehari pun di mana seorang hamba melaluinya kecuali ada dua malaikat yang turun. Satu dari keduanya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang memberi’. Dan yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah kerugian kepada orang yang kikir'”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Perumpamaan orang bakhil dan orang yang penderma seperti dua orang yang keduanya mengenakan jubah dari besi, dari dada hingga ke lututnya. Maka orang yang bersedekah tidaklah ia bersedekah melainkan jubah itu semakin memanjang menutupi kulitnya hingga ke ujung jari-jarinya, dan memberikan rasa nyaman bagi dirinya. Sedangkan orang yang bakhil, setiap dia tidak mau bersedekah, maka melekatlah jubah tersebut dan terus menghimpit. Dia berusaha melonggarkannya, tetapi tidak bisa melakukannya”.

Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap orang muslim wajib bersedekah”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika orang yang sama sekali tidak mampu?” Beliau bersabda, “Hendaklah dia bekerja dengan tangannya dan memanfaatkan dirinya, lalu dia bersedekah”. Para sahabat bertanya lagi, “Bagaimana jika tetap tidak bisa ?”. Beliau bersabda, “Hendaklah dia menolong orang yang membutuhkan pertolongan dan teraniaya”. Mereka bertanya lagi, “Jika masih tidak bisa ?”. Beliau bersabda, “Hendaklah dia beramal dengan amal kebaikan dan menahan diri dari keburukan, maka hal itu menjadi sedekah baginya”.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa ada sekelompok orang yang meminta-minta kepada Rasulullah Saw. maka Rasulullah memberinya, mereka meminta-minta lagi lalu beliau memberinya lagi, mereka meminta lagi lalu beliau memberi lagi hingga apa yang dimiliki beliau tidak tersisa lagi. Kemudian beliau bersabda, “Tidak ada yang tersisa padaku, tidak ada yang aku simpan lagi. Barangsiapa yang menjaga kehormatan, maka Allah akan memelihara kehormatannya, barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya, barangsiapa yang bersabar maka Allah akan menjadikannya bersabar dan tidak ada pemberian yang paling baik dan lapang melainkan dengan bersabar”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seseorang dari kalian yang mengambil tali lalu memikul kayu bakar adalah lebih baik daripada mendatangi seseorang untuk meminta-minta baik diberi maupun tidak diberi”.

Diriwayatkan dari as-Zubair bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Mengikatkan kayu bakar pada punggung lalu menjualnya, sehingga Allah akan memelihara kehormatannya adalah lebih baik daripada dia meminta-minta kepada manusia baik diberi maupun tidak diberi”.

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, dia berkata, “Rasulullah Saw. memberikan sesuatu kepadaku. Aku berkata, ‘Berikanlah itu kepada orang yang lbih membutuhkan dariku’. Beliau bersabda, ‘Ambillah. Jika pemberian itu didatangkan kepadamu maka ambilah, dan nafsumu tidak tamak, dan sesuatu yang tidak diberikan kepadamu janganlah mengikuti nafsumu'”.

  • Related Posts

    Mempelajari ajaran Islam

    KN. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Seorang laki-laki terus meminta-minta kepada orang lain sehingga datang hari kiamat dan di wajahnya tak lagi tertinggal sepotong daging pun.…

    Tafsir Al Qur’an

    KN. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepadaku, “Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan, dia bangun tidur malam hari, tetapi tidak mendirikan shalat”. Diriwayatkan…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *